Hari ini adalah hari penuh semangat diruangan kantorku, 1 November yang lalu Dept Head kami berulang tahung dan beliau mengundang kami semua untuk makan siang di sebuah resto dekat kantor. Undangan ini kami terima beberapa hari yang lalu, maka kamipun diberikan dress code oleh pemilik acara untuk menyemarakkan acara ini. Alhasil semua wanita dalan divisi ini mengenakan baju pink dan semua pria mengenakan baju biru. Aku lantas tak bisa membedakan acara hari ini adalah Birthday Celebration atau Valentine day.
Kami kembali ke kantor sekitar pukul 14.30 WIB. Sesuatu yang tak mungkin terjadi jika saja yang berulang tahun bukan seorang Dept. Head. Masih dalam euphoria hip hip hura... aku pun memindahkan seluruh foto ulang tahun dari setiap anggota divisi yang pernah ku dokumentasikan dan bersemedi cukup lama di dalam memori HP ku. Aku memang sudah lama merencanakan ini, mengingat memori HP ku nyaris penuh oleh foto-foto ulang tahun seisi ruangan ini. Sambil menunggu semua foto-foto itu aku mulai membayangkan reaksi audiens atas foto-foto ini....
Dalam bayanganku, mereka pastilah tak begitu tertarik dengan foto-foto lama. Hari ini adalah hari sukacita, dimana kami baru saja mengabadikan moment-moment terkini dalam pesta kecil ulang tahun atasan kami. Tentulah yang mereka harapkan adalah foto-foto hari ini, bukan foto-foto yang sudah tidak 'up to date' alias hampir 'basi'. Oleh sebab itu dengan sedikit malas aku tetap mempublikasikan foto-foto itu, karena aku sudah malas melihatnya berlama-lama dalam HP ku. Aku sama sekali tak pernah membayangkan... pelajaran yang dapat kuraup dari keputusan sederhana ini...
Lima belas menit berlalu sejak aku mengirimkan email itu dan aku sedang tidak mengharapkan reaksi apa-apa ketika Bu Mei Nie keluar dari ruangannya dan berteriak dengan semangat...
"Hey ada yang tau nggak... kenapa tampang saya begitu waktu Dodo coba jaket kado ultah kita?" serunya. Kalimat itu kemudian disambut dengan berbagai jawaban yang kemudian membuat ruangan ini penuh dengan nostalgia.
"Karena waktu itu Ibu ngotot jaket itu akan kekecilan buat Dodo." kata salah satu temanku.
"Iya yah, waktu itu sih belum kekecilan. Sekarang pasti sudah kekecilan, buktinya Dodo ngga pernah pake lagi." jawab yang lainnya. Yang dibicarakan (Dodo) lantas tersenyum mengiyakan.
"Hehe... emanggg... udah ngga bisa terkunci kancingnya." katanya sambil tersipu...
"Dulu ngga segendut ini ya gue...." katanya kemudian.
"Yaa ampun... gue culun banget ya dulu...!!!" teriak yang seorang lainnya...
Selama kurang lebih 15 menit berlalu dengan penuh kata-kata 'dulu', 'waktu itu', 'coba waktu itu', 'pernah', dan 'untung waktu itu'. Tak ada yang menyadari... aku melihat pelajaran besar dari ini.
Tidak ada orang yang tak tertarik dengan masa lalu. Baik, buruk, menyenangkan, menyedihkan, banyak, dan sedikitnya tetap membuat orang tertarik... dengan atau tanpa ia mengakuinya... Sebagian menganggapnya harus terulang... namun lebih banyak yang berharap tak perlu terulang. Namun apapun itu, masa lalu adalah proses yang tanpanya kita tidak akan menjadi seperti adanya kita sekarang. Tak ada seorangpun dapat menyangkal itu. Masa lalu membuat kita dapat mengukur banyak hal yang ada di depan kita.
Sayang sekali masa lalu adalah 'benda mati', yang keberadaannya tidak bisa menentukan sendiri akan ke kanan atau ke kiri, akan maju atau mundur akan berlari atau berjalan... Ia tidak juga bisa membekukan kita, apalagi membuat kita bergerak lebih cepat..
Jadi adalah bodoh jika kita pikir masa lalu yang buruk dapat membuat kita berhenti menjadi lebih baik dan jika kita pikir masa lalu yang gemilang akan mendongrak kita menjadi lebih baik.
Kita lah yang menggerakkan mesin hidup, bukan masa lalu. Masa lalu tidak dapat membantu sedikitpun. Ia hanyalah pajangan dalam pikiran kita dan dalam segala cara dokumentasi manusia. Sayangnya, kita selalu tertarik dengan masa lalu karena kita pikir ia adalah benda hidup yang dapat menentukan hidup kita.
Masa lalu sebagai wanita cantik, kita pikir akan membuat kita tetap terlihat cantik di masa sekarang. Masa lalu sebagai orang kaya, membuat kita berpikir masih banyak orang yang mengyayangi kita. Masa lalu berada dalam keluarga pas-pas an membuat kita tidak pernah bermimpi untuk menjadi kaya.
Betapa menariknya untuk melihat kebelakang, karena banyak sekali kejadian yang telah kita alami. Kita sering membayangkan betapa KAYAnya masa lalu dengan begitu banyak peristiwa yang ia simpan. Pernahkan kita membayangkan betapa KAYA nya masa depan itu? Dengan peristiwa-peristiwa yang tak dapat kita hitung... mimpi-mimpi yang tak pernah bisa kita batasi, orang-orang yang tak dapat kita hitung akan datang dalam hidup kita. Betapa masa depan itu lebih kaya dari masa lalu. Kita memang hasil dari masa lalu tapi kita tidak selalu sama dengan masa lalu. Mari jadikan masa lalu sebuah pigura indah yang isinya tak lebih baik dari adanya kita sekarang.
"Hey ada yang tau nggak... kenapa tampang saya begitu waktu Dodo coba jaket kado ultah kita?" serunya. Kalimat itu kemudian disambut dengan berbagai jawaban yang kemudian membuat ruangan ini penuh dengan nostalgia.
"Karena waktu itu Ibu ngotot jaket itu akan kekecilan buat Dodo." kata salah satu temanku.
"Iya yah, waktu itu sih belum kekecilan. Sekarang pasti sudah kekecilan, buktinya Dodo ngga pernah pake lagi." jawab yang lainnya. Yang dibicarakan (Dodo) lantas tersenyum mengiyakan.
"Hehe... emanggg... udah ngga bisa terkunci kancingnya." katanya sambil tersipu...
"Dulu ngga segendut ini ya gue...." katanya kemudian.
"Yaa ampun... gue culun banget ya dulu...!!!" teriak yang seorang lainnya...
Selama kurang lebih 15 menit berlalu dengan penuh kata-kata 'dulu', 'waktu itu', 'coba waktu itu', 'pernah', dan 'untung waktu itu'. Tak ada yang menyadari... aku melihat pelajaran besar dari ini.
Tidak ada orang yang tak tertarik dengan masa lalu. Baik, buruk, menyenangkan, menyedihkan, banyak, dan sedikitnya tetap membuat orang tertarik... dengan atau tanpa ia mengakuinya... Sebagian menganggapnya harus terulang... namun lebih banyak yang berharap tak perlu terulang. Namun apapun itu, masa lalu adalah proses yang tanpanya kita tidak akan menjadi seperti adanya kita sekarang. Tak ada seorangpun dapat menyangkal itu. Masa lalu membuat kita dapat mengukur banyak hal yang ada di depan kita.
Sayang sekali masa lalu adalah 'benda mati', yang keberadaannya tidak bisa menentukan sendiri akan ke kanan atau ke kiri, akan maju atau mundur akan berlari atau berjalan... Ia tidak juga bisa membekukan kita, apalagi membuat kita bergerak lebih cepat..
Jadi adalah bodoh jika kita pikir masa lalu yang buruk dapat membuat kita berhenti menjadi lebih baik dan jika kita pikir masa lalu yang gemilang akan mendongrak kita menjadi lebih baik.
Kita lah yang menggerakkan mesin hidup, bukan masa lalu. Masa lalu tidak dapat membantu sedikitpun. Ia hanyalah pajangan dalam pikiran kita dan dalam segala cara dokumentasi manusia. Sayangnya, kita selalu tertarik dengan masa lalu karena kita pikir ia adalah benda hidup yang dapat menentukan hidup kita.
Masa lalu sebagai wanita cantik, kita pikir akan membuat kita tetap terlihat cantik di masa sekarang. Masa lalu sebagai orang kaya, membuat kita berpikir masih banyak orang yang mengyayangi kita. Masa lalu berada dalam keluarga pas-pas an membuat kita tidak pernah bermimpi untuk menjadi kaya.
Betapa menariknya untuk melihat kebelakang, karena banyak sekali kejadian yang telah kita alami. Kita sering membayangkan betapa KAYAnya masa lalu dengan begitu banyak peristiwa yang ia simpan. Pernahkan kita membayangkan betapa KAYA nya masa depan itu? Dengan peristiwa-peristiwa yang tak dapat kita hitung... mimpi-mimpi yang tak pernah bisa kita batasi, orang-orang yang tak dapat kita hitung akan datang dalam hidup kita. Betapa masa depan itu lebih kaya dari masa lalu. Kita memang hasil dari masa lalu tapi kita tidak selalu sama dengan masa lalu. Mari jadikan masa lalu sebuah pigura indah yang isinya tak lebih baik dari adanya kita sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar