Kamis, 14 Juni 2012

Catatan Orang Tua 'Kenthir'

Wahai anakku tersayang...
yang oleh alam semesta belum memperoleh ijin tinggal,
yang masih dipeluk oleh Sang Hati Raksasa,
yang masih dipangku oleh keniscayaan tanpa tanya.

Sekiranya engkau mengerti bahwa...

sungguh enggan aku memaksamu tinggal
di negeri tanpa nama besar, tanpa bentuk, tanpa identitas...

Tahukah kamu...

Mereka menyediakan begitu banyak panggung
untuk pria-pria yang dengan wujud layaknya wanita,
yang dalam selusin hari dapat merusak citra segala jenis 'Bapak' dalam hidupmu.

Mereka memberikan durasi yang lebih lama
kepada para pembohong bermulut manis,
yang akan membuatmu meragukan kebenaran itu sendiri. 

Mereka membayar banyak pada
barisan tukang cela kelas wahid,
yang pasti akan melukai hati lembutmu itu.

Tahukah kamu... apa yang menunggumu?

Sejumlah hutang negeri yang bahkan tak pernah kau nikmati, Barisan persaingan tanpa hati,
Jutaan propaganda, dan kemanusiaan yang hampir mati.....

Apakah jelas bagimu kini?
Berapa banyak pekerjaan rumah kami?
membangun rumah yang lebih dari sekedar bangunan, memenuhinya dengan budaya nan elegan,
menelan sebanyak mungkin karakter tanpa ampun, mengentalkan darah perjuangan, dan
menghembuskan intisari kemerdekaan.

Meski negeri ini pun tak akan sempurna saat kau tiba,
kami tahu bahwa kami telah mempersiapkan banyak hal.

2 komentar:

mochdie mengatakan...

Semangat trs berbagi mba, tulisan" nya bagus..
zalam buat mas hiza

mochdie mengatakan...

semangat trs nulis sm share nya mba..salam buat mas hiza.. mdh"an trs konsisten berkarya..dan jangan pernah bosan