Sabtu, 06 November 2010

INDONESIA = Cantik Itu Menyakitkan

















Wanita cantik itu telah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi hari baru itu.... Ia keluar dari kamar pagar rumahnya, menghirup sebanyak mungkin udara sebagaimana ia menghirup sebanyak mungkin semangat untuk hari itu. Di ujung jalan ia berbelok dan melewati sebuah rumah dalam tahap renovasi yang dipenuhi pria-pria pekerja bangunan. Tanpa ia mengerti kesalahan apa yang telah ia lakukan, seorang dari pria-pria tersebut memanggilnya dengan siulan rendah. Yang lainnya menambahkan dengan sapaan 'Pagi sayang...' walaupun jelas-jelas mereka tidak saling kenal. Bahkan setelah si wanita berlalu pun ia masih mendengar gumaman tak senohon dan lebih dari itu... apa yang ada dalam pikiran pria-pria pastilah sesuatu yang tak dapat dibatasi oleh si wanita sehingga ia hanya mampu menggidik tanpa mampu membayangkannya. Segala kesantunan telah ia penuhi, namun ia tetap harus menerima itu sebagai sebuah resiko.



'Cantik itu menyakitkan'... kalimat itu mungkin dekat dengan banyak orang. Karena cantik itu sendiri itu ada dimana-mana. Aku menyaksikan bagaimana cantik itu menghiasi beberapa pribadi di sekitarku. Ya, keindahan yang dalam segi praktisnya dilambangkan dalam kata cantik ada dimana-mana. Namun disaat yang sama, kecantikan diikuti resiko yang kerap harus ditanggung oleh sesuatu yang justru diperoleh dari anugrah, tanpa diminta, tanpa didoakan. Pada akhirnya kecantikan justru lebih menjadi dilema bagi pemiliknya untuk mensyukuri atau mencemaskannya.

Tak ada yang menyangkal kecantikan negeri kami... Tak ada yang menyangkal... Aku jamin itu! Itulah sebabnya kami tak ragu untuk mengundang sebanyak mungkin teman mancanegara kami untuk datang dan menikmati negeri kami. Rasa memiliki akan keindahan itu seperti menempel sejak kami meneguk tetesan air pertama negeri ini. Syair-syair lagu kami tak ragu menyebut negeri kami elok... indah.. cantik...


Bahkan waktu pun tak dapat mengubah negeri kami menjadi buruk rupa. Ia hanya kian cantik dari generasi ke generasi. Dan maaf, kecantikannya tak luntur oleh kebobrokan manusiawi penghuninya, kemerosotan ekonomi dan bahkan mundurnya prestasi generasi mudanya. Ia tetap cantik... de veto... maupun... de jure.

Jika seorang manusia cantik diukur dari paras, tubuh dan berbagai aspek lainnya. Maka mari kita buat check list untuk wajah negeri ini... Pantai, laut, gunung, semenanjung, alam bawah laut, curug, air terjun, gua, danau hutan dan sebagainya... Niscaya seluruh check list pun terisi penuh. Satu paket komplit, bisa didapatkan di Indonesia. (Aku menahan napas ketika mengetikan fakta ini... dalam pikiranku terputar slide-slide urutan lansekap itu)

Maka ketika segenap bencana melanda negeri kami... aku kembali mengingat kalimat itu.... 'Cantik itu menyakitkan'. Kenyataannya negeri kami memiliki 8 dari sekian gunung berapi paling aktif didunia yang seluruh aktifitas tektonik maupun vulkaniknya berhubungan dengan Lempeng Eurasia yang terkenal itu. Setiap letusan gunung berapi telah menjadikan tanah kami kian subur.. Tak terkira berapa jenis flora yang dapat tumbuh mengihiasi tanah kami. Setiap gempa telah memahat lansekap kami sedemikian rupa. Bahkan lensa kamera secanggih apapun terpuaskan oleh keindahannya. Seluruh dunia telah mengabadikannya dengan teknologi tercanggih yang mereka punya. Mereka bahkan menguras kantong mereka untuk datang dan melihat.

Bagaimana dengan banjir dan tanah longsor... Well... orang boleh berkata bahwa lahan kami telah dipangkas dan hutan kami telah dihabisi... Tapi kami toh tidak menikmati hasilnya sebanyak mereka yang datang lalu mengeruknya.

Jadi.. tanpa mengesampingkan kemuliaan dari para korban bencana.. Ayo kumpulkan semangat kembali teman-temanku... saudaraku... sesama pemilik kecantikan negeri ini. Mari jangan salahkan dosa atau apapun. Ini hanya resiko menjadi negeri tercantik di dunia...




Tidak ada komentar: