Senin, 22 Juni 2009

White (extrem) High Heels



Aku belum pernah merasa seberuntung ini. Betapa tidak! Begitu banyak pilihan!!! Wow...
Setiap hari, senang rasanya memperhatikan sosok wanita lain yang ada disekitarku, atau paling tidak dari banyak hal yang kuketahui. Dan semakin bertambah jumlah kami, semakin banyak pilihan yang dapat kami buat.

Di usia 22, aku memang belum memilih sebanyak ibu ku... Tapi aku lebih suka, dan itu bertambah semakin hari, jika aku memilih lebih banyak dari wanita seusiaku.

Yaa... Dalam hal memilih, memang semuanya tergantung dari sejauh mana kami sadar banyaknya pilihan yang dapat kami buat.

Persis seperti saat kami memilih high heels mana yang akan kami pakai, baju model apa yang akan kami pakai ke resepsi pernikahan A, atau pria seperti apa yang akan kami jadikan suami, ternyata... wow... kami memilih semakin banyak setiap harinya...

Di tengah-tengah para gadis dikampusku, aku memilih untuk jadi gadis semi-netral... untuk pilihan Memihak - Menilai - Semi Netral - Netral - Dinilai... Yaaah... mmang benar! Status Semi-netral itu kubuat sendiri. Aku menempatkan menilai dan dinilai bukan pada posisi mutlak. Karena.. aku bisa memilih... ada di posisi mana hari itu. Aku dapat memilih senyum seperti apa yang dapat kuberikan pada seseorang. Apa dia butuh senyum simpatik, senyum antusias, senyum menggoda (walaupun aku selalu menambahkannya dengan 'senyum-menggoda-tidak-lebih-dari-tiga-detik), senyum sekedarnya, dan hahahaha... sudahlah! Kami (wanita) sering menambahkan sendiri jenis2 senyum kami.

Dalam hal penampilan... aku bisa memilih lebih dari sekedar warna dan model. Aku bisa memilih bagaimana caraku berjalan dengan baju itu. Hmmm... aku suka pakai rok pendek, tapi aku tidak memilih menjadi 'gadis-dengan-rok-pendek-sebagai-satu-satunya-daya-tarik'. Aku memilih rok pendek, saat aku merasa hari itu aku layak memakai rok pendek karena suasana hatiku. Yaaah... aku memakai rok pendek untuk diri ku sendiri (itu berlaku untuk semua model baju, bukan hanya rok pendek).

Di kantor... aku memilih jadi 'wanita-muda-yang -belajar', bukan karena ke'anakbawanganku'. Tapi karena, aku sering diuntungkan dalam posisi ini. Terutama jika aku berbuat salah, walaupun aku tidak pernah menghindar untuk dimarahi. Rasanya, dimarahi membuatku semaki cerdas....

Dalam setiap peristiwa, aku dapat memilih makna didalamnya. Aku bisa memilih makna yang dalam, atau sekedar permukaan, sesuai keperluan. Ini penting, karena sedalam apa kita memilih makna, menentukan sebaik apa kita akan memberikan respon.

Dalam hidupku, aku memilih banyak... meski tidak semua seyakin aku memilih Tuhanku...

Pada akhirnya, aku banyak belajar memilih hal-hal apapun dari Dia. Karena rasanya, tidak ada yang lebih 'keren' dari pada memilih seperti caraNya.

Iya deh, aku masih sering salah memilih.

Tapi bagiku itu seperti memilih high heels putih dengan hak tinggi sekali, lalu berjalan dan terkilir. Minimal itu membantuku meyakini diri bahwa 'itu terlalu tinggi' dan Tuhan tertawa geli melihatku, dan sambil mengulurkan tangan dan membantuku berdiri, Ia berkata.....

"Ku bilang juga apa...."

Hidup itu pilihan... high heels tinggi warna putih, mungkin bukan pilihan terbaik. Tapi aku suka membelinya, karena apa yang aku pelajari dari membelinya....



(high heels warna putih : bukan makna yang sebenarnya)

1 komentar:

Pandu Aji Wirawan mengatakan...

*menebak-nebak high heels warna putih :lol